Perkumpulan Insinyur dan Sarjana Peternakan Beri Kontribusi Besar dalam Workshop Pembaruan Kurikulum

Published On: April 24th, 2024Categories: Berita FakultasBy

UNRAM, 24 April 2024 – Pada Workshop Pemutakhiran Kurikulum yang diadakan oleh Fakultas Peternakan Universitas Negeri Mataram (UNRAM), para pemangku kepentingan dari Perkumpulan Insinyur dan Sarjana Peternakan Indonesia berkumpul untuk membahas langkah-langkah menuju kurikulum yang lebih adaptif dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Dibuka oleh Dekan Fakultas Peternakan UNRAM, Prof. Muhamad Ali, workshop tersebut menjadi panggung bagi penyampaian ide-ide inovatif. Salah satu materi yang dipaparkan adalah “Fakultas Peternakan di Era Revolusi Industri 4.0 Mengawal Ketersediaan Protein Hewani Berkelanjutan”. Inovasi seperti Internet of Things (IoT) dan Chickenboy menjadi sorotan utama dalam memperkenalkan konsep-konsep baru dalam industri peternakan.

Diskusi pun berlangsung antara para ahli pendidikan dan pemangku kepentingan. Prof. Yusuf Ahyar mempertanyakan kemungkinan untuk mengubah matakuliah sesuai kebutuhan mahasiswa tanpa melanggar aturan yang ada. Jawabannya mencerminkan perlunya pertimbangan yang matang dalam mengakomodasi perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar.

Prof. Suhuby menggarisbawahi pentingnya meningkatkan penelitian mahasiswa di bidang pertanian berbasis lapangan (on farm) untuk menghadapi permintaan protein yang semakin meningkat. Ini menyoroti perluasan wawasan dan keterampilan praktis sebagai bagian integral dari kurikulum.

Pertanyaan tentang kemungkinan rekonstruksi kurikulum dengan perubahan politik juga diangkat oleh Prof. Dilaga. Ini menggugah kesadaran akan kestabilan dan kesinambungan dalam perencanaan pendidikan. Selain itu, Dr. Azhay Noer Sidiq menyoroti pentingnya pemilihan matakuliah yang relevan dengan kebutuhan pasar dan minat mahasiswa.

Pada tahap pembicaraan selanjutnya, Dr. Ir. H. Audy Joinaldy, S.Pt., M.Sc., M.M., IPM, ASEAN, Eng., menyampaikan pentingnya mengintegrasikan dan memperbarui matakuliah yang memiliki tujuan serupa. Ini bertujuan untuk mengoptimalkan waktu dan sumber daya.

Diskusi berlanjut dengan pertanyaan dari peserta workshop. Vebera Maslami, salah satu peserta, menanyakan tentang keperluan matakuliah yang membedakan Fakultas Peternakan dengan institusi serupa lainnya. Jawabannya menyoroti fleksibilitas dalam pengorganisasian materi pembelajaran, menunjukkan bahwa inovasi dan diferensiasi bisa diwujudkan melalui pendekatan yang lebih dinamis.

Dengan demikian, workshop tersebut tidak hanya menjadi wadah bagi pertukaran gagasan, tetapi juga landasan untuk transformasi kurikulum yang responsif, relevan, dan berdaya saing dalam menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan masa depan di sektor peternakan.